Hari ini kami resmi berkantor di tempat baru. Kalau dilihat dari luar, kantor yang masih berwilayah di Palmerah ini tampak mentereng dan mewah dibanding gedung kami sebelumnya. Kalau dulu partisi kantor berwarna biru-abu-abu, di gedung ini partisinya berwarna hijau-putih. Eniwei, nggak penting deh menceritakan deskripsi kantor baru ini.
Mari kita bicara soal perasaan, cieee...
Hari pertama masuk di kantor baru sudah diwarnai dengan hujan. Basah kuyup sampai kantor. Salah masuk pintu. Tapi nggak sempat bete karena girang mau lihat kantor baru, hihihi. Telat 12 menit, hiks gara-gara muter-muter kampungan cari mesin absen. Kalau nggak muter telatnya paling 10 menit, hahaha.
Sejujurnya saya merindukan kantor lama, yang lebih memberi privasi dibanding kantor sekarang yang bersistem “terbuka”. Untung kantor ini menganut prinsip, blogging is a must. Jadi ya enak-enak aja blogging pas jam kerja. Meja kerjanya juga lebih sempit, tapi yang menyenangkan adalah jendela-jendela besar di dekat kami. Kalau lagi bete atau suntuk bisa jadi tempat mencari ilham atau kenalan sama penghuni gedung seberang. :p
Yang fun lagi, ada sofa di dekat tembok bagian pracetak, entah apa maksudnya, mungkin bisa buat buka pijat refleksi atau ngopi sore-sore.
Tidak enaknya dari ruangan bersistem terbuka adalah kita nggak bisa terlalu berisik dengan menggumamkan lagu Nidji atau Letto keras-keras, tanpa didengar teman lain atau nanti dikomplain disuruh ikut audisi Indonesian Idol. Terus susah kalau telat atau makan siang kelamaan, huhuhu, pasti setengah mata akan melirik kedatangan kita di luar jam lazim. Gawat deh... masa kalau mau makan siang ke PS mesti berombongan seperti akhir tahun kemarin? Huahaha... gimana kalau ada Metro Big Sale?
Jangan komplain melulu ah, hayo bersyukur. Hm, apa ya? Oh, saya suka dengan terangnya ruangan ini, bersihnya, jendelanya (oh, udah nyebut jendela ya?). Oh, karena saya duduk di dekat editor senior senangnya mereka suka membagikan makanan. Tadi pagi aja udah sarapan lasagna dan kue imlekan, hihihi. Bakal sehat dan gemuk nih. Dan yang jelas saya (mungkin) akan (tampak) lebih rajin karena saya duduk di antara bos dan bos. =))
(Disebarkan oleh Hetih)
Mari kita bicara soal perasaan, cieee...
Hari pertama masuk di kantor baru sudah diwarnai dengan hujan. Basah kuyup sampai kantor. Salah masuk pintu. Tapi nggak sempat bete karena girang mau lihat kantor baru, hihihi. Telat 12 menit, hiks gara-gara muter-muter kampungan cari mesin absen. Kalau nggak muter telatnya paling 10 menit, hahaha.
Sejujurnya saya merindukan kantor lama, yang lebih memberi privasi dibanding kantor sekarang yang bersistem “terbuka”. Untung kantor ini menganut prinsip, blogging is a must. Jadi ya enak-enak aja blogging pas jam kerja. Meja kerjanya juga lebih sempit, tapi yang menyenangkan adalah jendela-jendela besar di dekat kami. Kalau lagi bete atau suntuk bisa jadi tempat mencari ilham atau kenalan sama penghuni gedung seberang. :p
Yang fun lagi, ada sofa di dekat tembok bagian pracetak, entah apa maksudnya, mungkin bisa buat buka pijat refleksi atau ngopi sore-sore.
Tidak enaknya dari ruangan bersistem terbuka adalah kita nggak bisa terlalu berisik dengan menggumamkan lagu Nidji atau Letto keras-keras, tanpa didengar teman lain atau nanti dikomplain disuruh ikut audisi Indonesian Idol. Terus susah kalau telat atau makan siang kelamaan, huhuhu, pasti setengah mata akan melirik kedatangan kita di luar jam lazim. Gawat deh... masa kalau mau makan siang ke PS mesti berombongan seperti akhir tahun kemarin? Huahaha... gimana kalau ada Metro Big Sale?
Jangan komplain melulu ah, hayo bersyukur. Hm, apa ya? Oh, saya suka dengan terangnya ruangan ini, bersihnya, jendelanya (oh, udah nyebut jendela ya?). Oh, karena saya duduk di dekat editor senior senangnya mereka suka membagikan makanan. Tadi pagi aja udah sarapan lasagna dan kue imlekan, hihihi. Bakal sehat dan gemuk nih. Dan yang jelas saya (mungkin) akan (tampak) lebih rajin karena saya duduk di antara bos dan bos. =))
(Disebarkan oleh Hetih)