Friday, November 7, 2008

Petualangan Tintin: LAUT MERAH

Petualangan Tintin: Laut Merah aslinya berjudul Coke en Stock. Buku yang pertama kali terbit tahun 1958 ini bisa dibilang merupakan ajang reuni banyak "bandit" serial Tintin. Ada Jenderal Alcazar (Si Kuping Belah), Emir Ben Kalish Ezab dan Abdallah (Tintin di Negeri Emas Hitam), Rastapopoulos dan Oliveira da Figueira (Cerutu sang Firaun), Allan (Kepiting Bercapit Emas), Dr. J.W. Müller (Pulau Hitam), bahkan Dawson (Lotus Biru).

Sejak awal kita sudah diajak terlibat dalam berbagai petualangan seru, dari perdagangan senjata, kudeta di Timur Tengah, sampai perdagangan budak. Inilah yang mendasari judul bahasa Prancis-nya, yang dalam pesan bersandi kisah ini diterjemahkan menjadi batu bara di kapal. Istilah ini mengacu ke orang-orang Afrika yang akan naik haji lewat laut tapi sebetulnya akan diperjualbelikan sebagai budak.

Hergé mengangkat topik perbudakan ini untuk membuktikan ia tidaklah rasis seperti yang dituduhkan orang karena Tintin di Congo. Namun niat baiknya berubah jadi bumerang. Empat tahun setelah buku Laut Merah terbit, ada artikel di Jeune Afrique yang menuduhnya rasis karena ia menggambarkan orang-orang Afrika di kisah ini menggunakan bahasa pidgin. Akhirnya Hergé merevisinya pada tahun 1967, memperbaiki tata bahasa orang-orang Afrika itu dan menggunakan cara Amerika yang mengurangi huruf dalam kata-kata, sehingga missié yang diprotes pun menjadi M'sieur.

Keseriusan Hergé menggarap karya-karyanya memang tidak usah diragukan lagi. Agar gambar kapal Ramona betul-betul akurat, ia dan Bob De Moor pulang-pergi dari Antwerp ke Gothenburg naik kapal. Penyelam yang akan memasang bom di kapal yang ditumpangi Tintin, Haddock, Milo, dan Szut juga dibuat berdasarkan foto penyelam Angkatan Laut Inggris yang bernama Lionel Crabb. Pria ini tidak pernah kembali dari misinya memeriksa lambung kapal Sovyet yang sedang berkunjung ke Inggris dan beberapa waktu kemudian tubuhnya yang sudah tak berkepala ditemukan terdampar di pantai.

Hal lain yang bisa kita lihat dalam buku ini adalah tingginya minat Hergé terhadap seni lukis. Di halaman 10 kita bisa melihat lukisan Le Canal du Loing karya Alfred Sisley, di halaman 36 ada lukisan Picasso, dan di halaman 51 tampak secuil lukisan Miro. Bahkan Senhor Oliveira da Figueira pun memasang lukisan dengan pigura indah yang tergantung miring di dinding rumahnya.

Akhirnya, di panel terakhir buku ini, kita bisa melihat Hergé sendiri. Dia muncul sebagai pria berjas hujan panjang di tengah jalan. Sedangkan Edgar-Pierre Jacobs tampak sebagai lelaki berdasi kupu-kupu dan berkacamata yang sedang mendengarkan musik dari radio.


Sumber: Tintin The Complete Companion (Michael Farr)

(Disebarkan oleh Dini. November 2008)

0 comments: