Wednesday, October 22, 2008

Laika, Anjing yang Terbang di Antara Bintang-Bintang

Selain kucing dan kuda, anjing menjadi binatang yang paling banyak diabadikan dalam literatur. Tidak mengherankan, sebab sejak awal mula peradaban, anjing telah berinteraksi dengan manusia, sebagai binatang kesayangan, pekerja, pelindung, maupun bahan eksperimen. Dalam literatur, kita banyak menjumpai tokoh anjing, baik sebagai musuh ataupun sahabat. Dalam serial Lima Sekawan, ada Timmy yang sangat sayang pada George; Tintin mempunyai Snowy yang lucu dan cerdas; Nicholas Sparks mengisahkan tentang Singer, anjing Great Dane yang setia sampai mati pada majikannya dalam The Guardian; Kate DiCamillo menuturkan kisah mengharukan dalam Because of Winn-Dixie; juga ada Squirrel yang merindukan rumah yang hangat dalam A Dog’s Life karya Ann M. Martin.

Dan sekarang giliran Laika diabadikan dalam bentuk novel grafis. Laika adalah anjing kecil telantar yang diambil dari jalanan di Moscow, untuk diikutsertakan sebagai binatang percobaan dalam program Sputnik 2, pada tanggal 3 November 1957.


Novel grafis ini dibuka dengan pemandangan padang salju di Rusia, dan seorang pria bernama Korolev. Delapan belas tahun kemudian, dia menjadi Chief Designer Sputnik. Kesuksesan peluncuran Sputnik membuat Perdana Menteri Nikita Khrushchev menuntut peluncuran kendaraan orbital kedua. Tenggat waktu yang diberikan hanya satu bulan… dan kali ini harus membawa makhluk hidup di dalamnya. Pada masa itu, Amerika dan Rusia yang terlibat perang dingin, saling berlomba menjadi yang pertama dan paling unggul dalam proyek antariksa mereka. Sebelum mengirim manusia ke angkasa luar, binatanglah yang lebih dulu dikirim. Amerika menggunakan simpanse, sementara Rusia menggunakan anjing. Yang dipilih anjing-anjing jalanan, dengan asumsi mereka sudah terbiasa menghadapi kondisi hidup yang berat, sehingga akan lebih tangguh ketika menjalani eksperimen-eksperimen. Laika terpilih karena di antara calon-calon lainnya, dialah yang paling manis sifatnya, dan paling sabar menjalani apa pun. Eksperimen ini mengukir jalan bagi pengiriman manusia ke angkasa luar. Namun kebenaran tentang peristiwa sesungguhnya yang terjadi atas Laika baru berpuluh tahun kemudian diungkapkan. Setelah keruntuhan rezim Soviet, pada tahun 1998, Oleg Gazenko, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam eksperimen tersebut, menyatakan penyesalannya atas apa yang terjadi. Dan pada tanggal 11 April 2008, sebuah monumen untuk mengenang Laika diresmikan di Moscow.

Laika bukan sekadar kisah tentang anjing. Berbagai unsur berbaur di dalamnya. Ada unsur politik, penelitian-penelitian ruang angkasa, interaksi antara manusia dengan hewan-hewan yang terlibat dalam program Sputnik 2, dan hal-hal yang dilakukan manusia atas nama ilmu pengetahuan dan kemajuan. Banyak pula momen inspiratif serta mengharukan untuk mengimbangi kisah tragis yang tak terelakkan ini. Nick Abadzis, penulis sekaligus ilustrator Laika, melakukan riset mendalam sebelum memulai proyek Laika. Nick khusus datang ke Moscow untuk mencari informasi tentang para insinyur, teknisi, dan dokter-dokter yang selama ini tidak ditonjolkan oleh rezim Soviet, dan terutama tentang Korolev, Chief Engineer yang merancang Sputnik 1 dan 2. Rumah Korolev di Rusia telah dijadikan museum dan dari sanalah Nick mengumpulkan kesan-kesan tentang kepribadian Korolev serta orang-orang yang bekerja bersamanya. Kunjungan ke Moscow itu juga digunakannya untuk mendapatkan rasa tentang negeri itu, budayanya, serta orang-orangnya.

Tidak perlu menjadi pencinta anjing untuk bisa merasa tersentuh dengan kisah ini. Laika adalah bacaan untuk setiap orang.

(disebarkan oleh Tanti, Oktober 2008)

1 comments:

ikonorasaki said...

saya mau beli buku ini secara online bisa ga?
tlg reply ke email sy
bakawali4@yahoo.com.sg
tq b4